Makalah untuk sekolah sebagai Contoh
D
I
S
U
S
N
OLEH:
KELOMPOK 5
KEMAL
FARSA MAULANA
M.HIDAYATULAH
SMA
NEGERI 11 B.ACEH
Erosi Tanah
Erosi di Amerika Serikat.
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah
pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang,
dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan
akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan
proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah
dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata
guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan
yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang
digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang
jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih
fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar
tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman
pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju
dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang
dan penanaman pohon.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas,
yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat
lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air
(infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan
meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu
butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap
di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur
pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian
yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya,
kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air.
erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim,
termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang
suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi
termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn
lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di
lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.
Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area
dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau
badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau
silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi,
begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan
permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan
dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah
tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi
erosi permukaan. SEdimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah
bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap
erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan
Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan
tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, minerla tanah dilindungi oleh
lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan
meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan
bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-hujan yang
lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di
permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau
penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah.
kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika
diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan
jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad
kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.
jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan
derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara
signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk
menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible
( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase
alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi.
EROSI
Pengertian Erosi
Erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (datached) dan kemudian dipindahkan ke tempatn lain oleh kekuatan air, angin, dan garafitasi. Di Indonesa, erosi yang terpenting adalah erosi yang di sebabkan oleh air.
Erosi dibedakan menjadi dua, yaitu erosi hgiologi (alami) dan erosi dipercepat (accelerated erosion). Erosi geologimerupakan erosi yang berjalan sangat lambat, dimana jumlah tanah yang tererosi sama dengan jumlah tanah yang terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya karena terjadi dalam keseimbangan alami. Sedangakan erosi dipercepat merupakan erosi yang terjadi lebih cepat akibat aktifitas manusia yang menganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah yang tererosi lebih banyak daripada tanah ang terbentuk. Erosi ini berjalan sangat ceat sehingga tanah di permukaan (top soil) menjadi hilang.
1. BENTUK EROSI
Berdsarkan bentuknya erosi dapat dibedakan menjadi :
a. Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering di temukan sungai-sungai di bawah tanah.
b. Erosi percikan (Splash Erosion)
Cura hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melempar butr-butir tanah sampai setinggi 1 meter keudara. Didaerah yang berlereng, tanah yangt terlempar tersebut umumnya jatuh kelereng dibawahnya.
c. Erosi Lembar (Sheet Erosion)
Pemindahan tanah terjadi lember demi lember (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan-lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
d. Erosi Alur (Rill ERosion)
Dimulai dengan genagan-genagan kecil setempat-setempat di satu lereng, maka bila air dalam genagan tersebut mengalir, terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut. Alur-alur tersebut mudah di hilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
e. Erosi Gully (Gully Erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut. Karena alur yang terus-menerus digerus oleh aliran-aliran air terutama daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lembare dengan aliran yang lebih kuat. Alur-alur tersebut tidak dapatb hilang dengan pengolahan tanah biasa.
f. Erosi Parit (Channel Erosion)
Arit-parit yang besar sering masih terus mangalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding (tebing) parit dibawah permukaan air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar parit. Adanya gejala Neader dari suatu aliran dapat meningkatan pengikisan tebing di tempat-tempat tertentu (Beasley, 1972).
Erosi juga dapat mneyebabkan longsor. Tanah longsor terjadi karena gaya grafitasi . pada umumnya, karena di bagian bawa tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar di tembus air) seperti batuan liat. Pada saat musim hujan, tanah di atasnya menjadi jenuh air sehingga berat dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licintersebut sebagai tanah longsor.
2. FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EROSI
Beberapa factor yang mempengaruhi besarnya erosi air pada tanah yang terpenting adalah sebagai barikut.
1. Cura hujan
Intensitas hujan dapat mepengaruhi erosi. Semakin deras hujan, maka semakin besar erosi yang di timbulkan. Selain itu curah hujan yang jatuh di permukaan tanah yang kekuatnnya sangat besar untuk memecahkan gumpalan-gumpalan tanah. Penghancuran gumpalan tanah tersebut selain memudahkan pengangkutan partikel-partikel tanah ketempat lain, partikel-partikel tanah menjadi halus dan dapat enutupi pori-pori tanah sehingga menyebabkan peresapan air kedalam tanah menjadi terhambat. Akibatnya, aliran permukaan (run off) menjadi lebih besar sehingga kemungkinan terjadinya erosi juga meningkat .
2. sifat-sifat tanah.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah tekstur tanah, sruktur tanah,daya infiltrasi/ permeabilitas tanah, dan kandungan bahan organic.
3. lereng / Topografi
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjnag.
4. Vegetasi
Vegetasi memunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan dan memperbanyakair infiltrasi, serta penyerapan air dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi.
5. Manusia
Tindakan manusia sering kali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu menyebabkan erosi di percepat. Contoh pengndulan hutan di daerah pegunungan menyebabkan erosi dan banjir.
3. DAMPAK EROSI
Erosi tidak hanya menyebabkan kerusakan tanah di tempat terjadinya erosi, tetapi juga kerusakan di tempat lain di mana hasil erosi tersebut diendapkan. Di Indonesia akibat erosi telah mengahasilkan tanda kritis diberbagai tempat. Di jawa saja terdapat lebih dari 1,5 juta tanah yang rusak berat, terutama daerah Majalengka (Jawa Barat), Pengaron (Kalimantan Selatan), Selatan Banjar Negara (Jawa Tengah), Gunung Kidul (Yogyakarta), Seletan Boborogo (Jawa Timur), Dan lain-lain.
4. METODE KONSERVASI TANAH.
Metode konservasi tanah adalah cara atau teknik-teknik tertentu untuk mempertahankan kesuburan tanah atau menjaga tanah dari kerusakan.
EROSI
TANAH DAN DAMPAKNYA BAG! KEHIDUPAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang
sangat kaya akan sumber daya a-lamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia
memiliki tanah yang sangat su-bur karena berada di kawasan yang umurnya masih
muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu
mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki tanah Indonesia ban-yak yang digunakan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut.
Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa di-sangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, se-perti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
Pembangunan kawasan industri di
daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menye-babkan berkurangnya luas areal
pertanian, pencemaran tanah dan air yang dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas hasil produksi pertanian, terganggunya kenya-manan dan kesehatan
manusia atau makhluk hidup lain. Sedangkan kegiatan per-tambangan menyebabkan
kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi serta kekering-an. Kerusakan akibat
kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya ben-tuk permukaan bumi (landscape),
terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining)
meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih
tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat.
Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa
melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungan sekitarnya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena penebangan hutan secara liar (illegal logging) mengakibatkan tanah menjadi gundul. Dan jika terjadi hujan yang sangat deras, pasti tanah tersebut dapat dengan mudah terkikis oleh tetesan air hujann sehingga tanah yang semula sudah gundul menjadi rusak dan kualitasnya pun menurun.
Berdasarkan fakta tersebut, sangat
diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai erosi tanah beserta
dampaknya terhadap kehidupan.
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, kami
merumuskan beberapa masalah yang akan dikaji sebagai berikut :
(1)
Bagaimana susunan lapisan-lapisan tanah?
(2)
Apa peranan tanah bagi kehidupan manusia?
(3)
Apa penyebab terjadinya erosi tanah?
(4) Apa saja jenis-jenis erosi
tanah?
(5)
Apa saja akibat yang ditimbulkan dari erosi tanah?
(6)
Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemampuan tanah berbeda-beda?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah yang berjudul
“Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan” adalah sebagai berikut :
(1)
Untuk mengetahui susunan lapisan-lapisan tanah.
(2)
Untuk mengetahui peranan tanah bagi kehidupan manusia.
(3)
Untuk mengetahui penyebab terjadinya erosi tanah.
(4) Untuk mengetahui
jenis-jenis erosi tanah.
(5)
Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari erosi tanah.
(6)
Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kemampuan tanah ber-beda-beda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Susunan Lapisan-Lapisan Tanah
Tanah merupakan tubuh
alam tiga dimensi. Hal ini disebabkan persebarannya kea rah vertikal dan
horizontal. Persebaran ke arah vertikal dimulai dari permukaan sampai pada
batuan induk (bed roc). Sedangkan persebaran ke arah horizontalnya
kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi. Susunan lapisan-lapisan tanah
seca-ra vertikal dari atas ke bawah adalah sebagai berikut :
·
Lapisan tanah atas (top soil)
·
Lapisan tanah bawah (sub soil)
·
Batuan induk terlapuk (regolith)
·
Batuan induk (bed rock)
Lapisan tanah atas (top soil)
merupakan bagian yang terpenting bagi kelangsung-an hidup tumbuh-tumbuhan. Komponen-komponen tanah tersebut terdiri atas mi-neral,
bahan organik, air dan udara. Keadaan yang serasi bisa menjadi habitat
tumbuh-tumbuhan yang baik apabila perbandingan komponen-komponennya ada-lah
sebagai berikut :
·
Mineral
: 45 %
·
Bahan organik : 5 %
·
Air
: 20-30 %
·
Udara tanah :
20-30 %
2.2 Peranan Tanah Bagi
Kehidupan Manusia
Tanah adalah akumulasi
tubuh-tubuh alam yang bebas dan menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan
bumi. Tanah mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat-sifat sebagai akibat
pengaruh iklim dan jasad-jasad hidup yang ber-tindak terhadap bahan induk dalam
keadaan tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Peranan tanah bagi kehidupan
manusia adalah sebagai berikut :
·
Sebagai lahan usaha.
· Digunakan
untuk tempat tinggal dan tempat melakukan kegiatan.
· Sebagai tempat
tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepen-tingan hidup manusia.
· Mengandung
barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia.
· Sebagai tempat
berkembangnya hewan dan tumbuhan yang sangat ba-gi kelangsungan hidup manusia.
2.3 Penyebab Terjadinya
Erosi Tanah
Dengan adanya erosi
tanah, maka lapisan tanah atas (top soil) yang subur akan ru-sak dan
menjadikan lingkungan alam lainnya akan ikut rusak. Adapun sebab-sebab
terjadinya erosi tanah antara lain :
· Tanah menjadi
gundul atau tidak adanya tanaman.
· Tanah yang
miring tidak dibuat terasering (sengkedan) sebagai penyangga air dan tanah yang
larut (terkikis).
· Tanah tidak
dibuat tanggul pasangan (guludan) sebagai penahan erosi.
· Tanah di
kawasan hutan rusak karena pohon-pohon ditebang secara
liar (illegal
logging) sehingga hutan menjadi gundul.
· Permukaan
tanah yang berlumpur digunakan untuk penggembalaan liar se-hingga lapisan tanah
atas menjadi rusak.
2.4 Jenis-Jenis Erosi Tanah
Jenis-jenis erosi tanah dapat dikatergorikan sebagai
berikut :
·
Splash erosion, yaitu erosi tanah yang disebabkan oleh tetesan air
hujan.
· Sheet
erosion, yaitu erosi tanah yang terjadi pada permukaan tanah.
· Gully
erosion, yaitu erosi tanah yang terjadi pada tebing-tebing dan biasanya
disebut dengan longsor.
· Rill
erosion,
2.5 Akibat Erosi Tanah
Erosi
tanah membawa dampak terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup. Ru-saknya tanah
akibat erosi menimbulkan dampak antara lain :
·
Hilangnya lapisan tanah atas (top soil) sebagai media pertumbuhan dan
re-sapan air.
·
Tidak tersedianya air tanah untuk pertumbuhan.
·
Tanah menjadi tidak subur.
· Produktivitas
tanah pertanian menurun karena hilangnya lapisan atas per-mukaan tanah.
·
Penimbunan tanah hasil erosi pada badan sungai sehingga menjadi dang-kal.
·
Berkurangnya air tanah.
· Hilangnya
unsur hara yang sangat diperlukan tanaman.
·
Kualitas tanaman menurun.
· Kemampuan
tanah menahan air dan laju infiltarsi (peresapan) menurun.
·
Stuktur tanah menjadi rusak.
·
Pendapatan petani menurun.
·
Longsor pada tebing (gully erosion) menyebabkan lahan menjadi
terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat ditanami.
· Terjadi
pemindahan tanah beserta senyawa-senyawa kimia yang ada di da-lamnya seperti
unsur-unsur hara, bahan-bahan organik serta sisa-sisa pesti-sida.
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Kemampuan
Tanah
Di permukaan bumi, lahan atau tanah
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan
kemampuan tanah antara lain:
·
Tekstur tanah
·
Pemeabilitas tanah
·
Ketebalan atau solum tanah
·
Kemiringan lereng
·
Tingkat erosi
·
Penyaluran air (drainase)
·
Kapasitas tanah
2.6.1 Tekstur Tanah
Tekstur tanah
didefinisikan sebagai perbandingan relatif berbagai golongan besar partikel
tanah dalam satu massa tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh ukuran butir-butir
yang dominan di dalam dalam tubuh alam yang disebut partikel zarah tanah.
Berdasarkan ukurannya (diameter butirnya), partikel zarah tanah dikelom-pokkan
menjadi tiga fraksi, yaitu fraksi pasir, debu dan lempung. Butir-butir tanah
atau batuan yang berdiameter di atas 2 mm di sebut gravel dan tidak
termasuk fraksi tanah.
Jika unsur-unsur tanah
hanya terdiri atas butiran-butiran pasir, maka tekstur ta-nahnya kasar.
Sebaliknya, jika unsure-unsur tanah hanya terdiri atas lempung, maka tekstur
tanah akan sangat halus. Tekstur tanah yang ideal untuk pertanian adalah geluh,
yaitu tanah yang lekat. Daalm pembuatan kerajinan keramik, bata dan genteng,
fraksi lempung sangat diperlukan.
Secara sederhana, tekstur tanah
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
· Tekstur kasar,
meliputi pasir, pasir berlempung dan lempung berpasir.
·
Tekstur sedang, meliputi lempung berdebu, lempung debu, lempung liat berdebu
dan lempung liat.
· Takstur halus,
meliputi liat berpasir, liat berdebu dan liat.
Walaupun
ikatan senyawa organik yang terdapat dalam tanah cukup banyak macamnya, namun
sedikit yang dapat menyebabkan terjadinya kombinasi-kombinasi warna tersebut,
antara lain oksidasi besi dan bahan-bahan organis. Adapun asal dari warna2 itu
adalah sebagai berikut:
· Kuning,
berasal dari mineral limonit (2FeO3HO).
·
Cokelat, berasal dari bahan-bahan organis asam yang lapuk sebagian.
· Putih, berasal
dari mineral-mineral silika-kuarsa (SiO), kapur (CaCO), kaolin, bauksit,
aluminium dan silikat, gipsum (CaCO2HO), nitrat, garam-garam yang sudah larut
serta koloida-koloida organis tertentu.
·
Hitam, berasal dari bahan-bahan organis yang telah terurai hebat, dan biasanya
ada hubungannya dengan unsur-unsur karbon (C), magnesium (Mg), serta belerang
(S).
· Merah, berasal
dari mineral hematit (FeO) atau turgit (2FeOHO).
·
Hijau, berasal dari oksida ferrous.
·
Biru, berasal dari mineral lilianit.
2.6.2 Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah
adalah kemampuan tanah untuk menyerap air melalui pori-pori tanah baik ke arah
horizontal maupun ke arah vertikal. Besar kecilnya per-meabilitas sangat
dipengaruhi olh tekstur tanah. Makin kasar tekstur tanah, maka makin besar
permeabilitasnya.
2.6.3 Ketebalan atau Solum
Tanah
Kedalaman atau solum
tanah menunjukkan ketebalan tanah yang diukur dari per-mukaan sampai ke batuan
induk. Di daerah yang mempunyai solum tanah tebal, penyaluran airnya (drainase)
baik, tekstur tanahnya halus dan kemiringan lereng-nya dapat diusahakan secara
intensif tanpa bahaya erosi atau penurunan produk-tivitas. Daerah seperti ini
mempunyai kemampuan besar jika diusahakan dan tidak banyak hambatan. Kemampuan
daerah bersolum tanah dangkal, maka drainase-nya buruk, tekstur tanahnya sangat
halus atau sangat kasar dan berlereng curam.
2.6.4 Kapasitas Tanah
Kapasitas tanah adalah kemampuan tanah untuk menyimpan
air. Tanah yang teks-turnya halus, kapasitasnya tinggi dan permeabilitasnya
pasti rendah. Sebaliknya, tanah yang
teksturnya kasar, kapasitasnya rendah dan pasti permeabilitasnya tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari ulasan yang telah kami sajikan,
kami dapat menari kesimpulan sebagai beri-kut :
1.
Susunan lapisan tanah secara vertikal dimulai dari atas, yaitu lapisan tanah
atas (top soil), lapisan tanah bawah (sub soil), batuan induk
terlapuk (re-golith) dan batuan induk (bed rock).
2.
Peranan tanah bagi kehidupan manusia antara lain sebagai lahan usaha, tempat
tinggal, tempat melakukan berbagai kegiatan, tempat tumbuhnya vegetasi,
mengandung barang tambang dan tempat berkembangnya makh-luk hidup.
3.
Penyebab terjadinya erosi antara lain adanya tanah gundul, penebagan hu-tan
secara liar (illegal logging), tidak adanya terasering (sengkedan) pada
tanah miring, tidak dibuatnya tanggul pasangan (guludan) dan adanya
penggembalaan liar pada kawasan berlumpur.
4.
Jenis-jenis erosi tanah yaitu splash erosion, sheet erosion, gully erosion dan
rill erosion.
5.
Akibat dari erosi tanah antara lain tanah menjadi tidak subur, hilangnya
la-pisan tanah atas dan unsur hara, penimbunan hasil erosi pada sungai, ter-pindahnya
tanah beserta senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya, rusaknya struktur
tanah, penurunan pada produktivitas pertanian, pada jumlah air tanah, pada laju
infiltrasi, pada kualitas tanaman, pada panda-patan petani dan pada kemampuan
tanah menahan air, serta berkurangnya lahan yang dapat ditanami.
6.
Faktor-faktor penyebab perbedaan kemampuan tanah adalah sebagai beri-kut:
tekstur tanah, permeabilitas tanah, kedalaman atau solum tanah, kemi-ringan
lereng, tingkat erosi, penyaluran air (drainase) dan kapasitas tanah.
3.2 Saran
1.
Disarankan para pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi
makalah ini agar mendapat pengetahuan yang lebih dari ini.
2.
Diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini dapat
mengapli-kasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar